Analisis Puasa Ramadan 1435 H

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Alhamdulillah nikmat Allah swt. begitu banyak sehingga kita senantiasa sehat dan bisa berbagi sapa di dunia maya ini. Halo kawan khususnya bagi yang beragama Islam, yuk kita bahas singkat soal puasa tahun ini, iya Puasa Ramadan 1435 H/ 2014 M. 

Puasa adalah rukun islam yang ke-3 (syahadat, sholat, puasa, zakat, haji). Perintah suci yang tertuang dalam firman Allah swt QS Al-Baqarah ayat 183. Bulan suci, bulan dimana pintu syurga dibuka seluas-luasnya dan pintu neraka ditutup rapat (maksudnya momentum puasa ini sebagai bulan dobel pahala dan diskon dosa). Tiap tahun bulan Ramadan ini disambut dengan suka cita muslim di seluruh dunia, dengan berbagai tradisi yang berkembang di masyarakat. Nah, kemudian ada yang menarik di Indonesia. Apa ya?

Indonesia, dalam hal ini pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama, adalah institusi yang mengatur secara administratif kehidupan beragama, tak terkecuali puasa. Dalam hal ini, pemerintah menetapkan awal puasa (1 ramadan) dan idul fitri (1 syawal). Fakta di lapangan yang tidak bisa kita pungkiri adalah terdapat banyak aliran ataupun ormas Islam yang tidak selalu sama dalam penentuan awal puasa, syawal, dan zulhijjah pada khususnya. Kita sudah terbiasa dengan yang namanya puasa berbeda (ada yang 29 hari ada yang 30 hari, ada yang awal ada yang akhir, dll), dan tentu juga beda hari raya idul fitri. Hal ini sudah terjadi bertahun-tahun, khususnya kalau kita kerucutkan secara mainstream puasa versi Muhammdiyah dan puasa versi Pemerintah. Yuk kita analisis.

Muhammadiyah, sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia memiliki kaidah keilmuan dalam penentuan kalender hijriyah, yang terkenal dengan teori Wujudul Hilal. Wujudul Hilal adalah kaidah penentuan kalender hijriyah dengan penghitungan atau hisab. Hisab adalah salah satu bahasan dalam disiplin Ilmu Falak (astronomi Islam). Sementara kita ketahui bahwa pemerintah menetapkan metode rukyat (melihat hilal) sebagai metode penentuan awal puasa, syawal dan zulhijjah. Kita tidak akan membahas secara detail mengenai wujudul hilal itu sendiri melainkan lebih mengarah pada hal praktis yakni puasa Ramadan 1435 H. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Muhammadiyah telah menetapkan melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 02.MLM/I.O/E/2014 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Zulhijjah 1435 H., bahwa awal puasa Ramadan 1435 H jatuh pada hari Sabtu Pon, 28 Juni 2014 M. Bagaimana dengan pemerintah?

Kita bahas dulu hasil hisab Muhammdiyah ya. Ada 3 kriteria yang harus dipenuhi wujudul hilal Muhammdiyah dalam penentuan awal bulan yakni; ijtimak sebelum matahari terbenam (ijtimak qobla ghurub), moonset after sunset, dan tinggi hilal > 0 derajat. Hasil hisab Muhammdiyah untuk awal ramadan 1435 H sebagai berikut :

  1. Ijtimak jelang Ramadan 1435 terjadi pada hari Jumat Pahing, 27 juni 2014 pukul 15.10 WIB (kriteria ijtimak qobla ghurub terpenuhi)
  2. tinggi bulan saat matahari terbenam di Yogyakarta adalah +0 derajat  31 menit 17 detik (kriteria moonset after sunset dan tinggi hilal > 0 derajat terepenuhi)

Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa hilal sudah wujud sesuai dengan Wujudul Hilal sehingga awal puasa jatuh pada keesokan harinya tanggal 28 Juni 2014.

Bagaimana dengan penetapan pemerintah? Nampaknya tahun ini kita akan mengawali puasa dengan berbeda hari dalam kalender masehi/matahari. Mengapa? Pemerintah menggunakan metode rukyat dalam penentuan awal Ramadan yang akan dilakukan pada tanggal 29 Sya’ban 1435 H. Kalau melihat hasil hisab Muhammdiyah tanggal 27 Juni 2014, maka tinggi hilal +0 derajat  31 menit 17 detik adalah sangat sulit untuk dilihat (baik dengan mata telanjang maupun dengan alat bantu teropong), oleh karenya Sya’ban 1435 akan digenapkan menjadi 30 hari (istikmal) dan awal Ramadan 1435 H jatuh pada lusa Minggu Wage, 29 Juni 2014. Ini perkiraan kami. Dan perlu diingat juga bahwa pemerintah menggunakan hisab Imkanur Rukyat dalam penentuan kalender hijriyah kecuali ramadan, syawal dan zulhijjah. Dengan metode ini pun apabila digunakan untuk menetapkan ramadan 1435 H maka hasilnya akan tetap beda. Hal ini dikarenakan kriteria ini mensyaratkan tinggi hilal minimal +2 derajat (belum terpenuhi bila menilik dari hasil hisab Muhammdiyah). Oleh karena itu perkiraan kami 1 Ramadan 1435 H versi pemerintah akan jatuh pada hari Minggu Wage, 29 Juni 2014 dan versi Muhammadiyah adalah Sabtu Pon, 28 Juni 2014.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ini adalah analisis saya sebagai Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah mempelajari Ilmu Falak sebesar 5 sks yang diampu oleh Prof. Dr. Susiknan Azhari (Guru Besar Ilmu Falak UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Pada akhirnya pilihan akan kita kembalikan kepada keyakinan masing-masing dan mari kita junjung tinggi toleransi dalam intern umat Islam. Kapan pun kita mulai puasa, baik pemerintah atau Muhammadiyah itu tetap sama kok, 1 Ramadan 1435 H. Kita harus menjadi umat Islam yang progresif, perbedaan bukan lagi masalah karena ini adalah bagian dari keindahan warna-warni Islam yang menjadi rahmatan lil ‘alamin.

1 comments

  1. assalamualaikum wr wb
    untuk indonesia awal puasa ramadan tahun 1435 H hari senen tgl 30 juni 2014. semoga kita mendapat safaat di yaumil masar kelak amin . landasan hisab dan rukyat itu tertulis di tiang arasy urutan urufnya di lihat rasullulah saw di saat israk dan migrat, tentu allah sang pencipta alam yang menuliskannya ini metode yg kita pakai untuk menentukan awal puasa ramadan dan bulan hijriyah dan juga titik nol derajatnya revolusi bulan mengelilingi bumi bukan pada ijtimak (kunjungsi), lebih jelasnya baca rotasibulan.blogspot.com dan simak video mencerna hadist rasullulah saw dg ilmu teknologi

Tinggalkan komentar